Rabu, 23 Juli 2008

Mencari Nama Anak

Memberi nama anak yang baik adalah salah satu kewajiban orang tua pada anaknya.
Hak dan kewajiban pemberian nama anak adalah terletak kepada Bapak/Papi/Abah, bila Ibu/Mami kurang setuju atau kurang sependapat dengan penamaan dari Bapak/Papi/Abah, sebaiknya dikomunikasikan dan dimusyawarahkan dengan baik, selanjutnya keputusan nama yang diberikan tetap pada Bapak/Papi/Abah selaku kepala keluarga.

Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman, yang artinya,
“Panggillah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka; itulah yang lebih adil pada sisi Allah.” (al-Ahzab:5)

Nama yg baik merupakan hak dari anak.
Rasululloh SAW bersabda,“Seseorang datang kepada Nabi(SAW) dan bertanya,”Ya Rasululloh, apa hak anakku ini?” Nabi SAW menjawab,”Memberinya nama yg baik, mendidik adab yg baik, dan memberinya kedudukan yg baik (dalam hatimu)”.” (HR Aththusi)

Agar tidak kelabakan,
Pencarian nama anak sebenarnya sudah dimulai (bahkan juga sebenarnya diakhiri) jauh2 hari, yaitu pada sekitar bulan ketiga-keempat kehamilan istriku. Saat itu aku sudah menemukan calon nama yang pas, satu nama laki2, dan satu nama perempuan.

Selain syarat2 umum dalam pemberian nama, seperti : memberi nama dengan makna yang baik, nama yang indah, mempunyai kandungan do’a dll, ada syarat tambahan untuk nama calon anakku nanti.
kriteria tambahan dalam pemberian nama anakku nanti :
1. Tidak terlalu pendek, dan juga tidak terlalu panjang, cukup 3 atau 4 suku kata saja. Kalau terlalu panjang, kasihan nanti petugas pembuat Akte Kelahirannya!
2. Bila suku2 kata nama tersebut disambung, harus menghasilkan makna kalimat, misal, nama Nabila Raniah : Nabila artinya Cerdas/kecerdasan, Raniah artinya mempesona, jadi bila digabung akan menciptakan arti : anak yang memiliki kecerdasan yang mempesona.
3. Tidak cukup itu, supaya lebih bermakna, aku juga pingin inisial nama anakku juga bisa dibaca dan mempunyai arti yang bagus.misal nama Ony Kusuma Elok. Inisialnya bila digabung dibacanya OKE, yang artinya Bagus, Sip, Top markotop :D
4. Yang terakhir, sesuai request dari istri, ingin agar nama anak kita nanti ada kata yang artinya ”kuat”, hal ini tidak lepas dari kejadian sewaktu umur kandungan istriku masuk 2-3 bulan, masa rawan2 kandungan, istriku pernah jatuh 2 kali. Yang pertama terpeleset di rumah, habis wudhu mau sholat, masuk rumah, kaki masih basah, dan. srutt! terpeleset!! Alhamdulillah tidak ada pendarahan dan keesokan hari setelah cek ke dokter, kandungannya aman. Jatuh yang kedua, sewaktu dibonceng motor sama teman kantornya. Si teman kantor kurang tau arah, udah terlanjur ambil kiri eh ternyata belok kanan, mendadak banting ke kanan, akhirnya terserempet mobil dan terjatuh, berdarah2 di wajah, tangan dan kakinya, istirahat seminggu dirumah. Dan sekali lagi Alhamdulillah, kandungannya masih aman. Sejak itulah istriku request agar anaknya nanti diberi nama yang artinya ”kuat”. Karena selama ini didera cobaan, tapi anakku tetap kuat!

Nah, sudah ada kriteria kriteria tersebut.
Apa jadinya? PUSING!!!
Tapi ga boleh nyerah gitu aja dong, apalagi untuk anak :D
Setelah mengumpulkan referensi nama2, mulai nyari nama yang pas.
berhari-hari.
Akhirnya, nemu dua nama yang pas, satu untuk laki2 dan satu untuk perempuan.

Dan karena sekarang lahir perempuan, maka yang aku publikasikan adalah nama yang perempuan, sedangkan nama laki2 aku simpan untuk anak kedua nanti kalau lahir laki2. Kalau dipublikasikan sekarang, kuatir kalau ada yang nyontek hehehe.... Ge-eR Amat. :D Amat aja ga Ge-eR!

Anakku lahir 19 Juli 2008 Jam 11.15
Nama anakku Dhia Izzati Nasyama.
Dhia artinya Sinaran
Izzati artinya Kemuliaan
Nasyama, dari kata Nasyamah artinya yang Kuat, Suci
Jadi, Dhia Izzati Nasyama artinya : Sinar Kemuliaan yang Kuat dan Suci.

Panggilannya Nasya : Kuat / Suci

Bila inisialnya digabung, bacanya DIN yang artinya Agama.
arti dari Agama sendiri kan juga bisa didefinisikan sebagai suatu sinar (penerang) kemuliaan (kebenaran) yang suci dan kuat.

Nah, dari nama tersebut harapan orang tuanya adalah, agar Nasya kelak dalam hidupnya menjadi sinar kemuliaan yang suci bagi lingkungannya, dan kuat terhadap godaan, rintangan dan tantangan dunia pada zamannya nanti. Amin.
DIN, maksudnya adalah, agar dalam hidupnya nanti agar Nasya selalu berpegang teguh pada Din / Agama, agar bisa selamat dunia dan akhirat, Amin.
Untuk orang tuanya, bila ingat Nasya dan dalam proses mendidik dan membesarkan Nasya, agar selalu ingat dan berpegang teguh pada Din/Agama.

Amin.

Rabu, 26 Desember 2007

Transaksi Pesawat Nusantara Dibayar Beras

Mungkin ini issue lama, tapi menurutku masih menarik untuk dibahas.

Persepsi kebanyakan orang mengenai issue ini kadang membuat saya merasa gemas atau malah merasa ironis. Sampai detik ini, tidak sedikit saya berbincang, ngobrol-ngobrol, berdiskusi (atau lebih tepatnya tidak sengaja berdiskusi) mengenai issue ini dengan teman, kenalan, atau orang yang tidak sengaja kenal, dari berbagai latar pendidikan dari yang terendah sampai kalangan terpelajar (baca=S1). Dan ternyata, hal yang membuat saya merasa ironis adalah bahwa menurut persepsi mereka -dan mungkin kebanyakan orang pada umumnya- transaksi penjualan Pesawat Terbang Produksi Putra-putri Indonesia ke negara Asing dan dibayar dengan beras adalah suatu hal yang Konyol, Sia2, Bodoh dan Memalukan. Transaksi tersebut tak ubahnya seperti sebuah banyolan, atau mirip seperti episode komedi di televisi.

"Masak jual pesawat koq dibayar dengan beras, apa sebanding?, masak susah2 bikin pesawat koq ditukar dengan beras", "mau ditaruh dimana nanti berasnya, coba bayangkan apa jadinya gudang/hanggar pesawat yang penuh terisi dengan beras", "trus nanti yang jual berasnya siapa, kan jadi nambahin kerjaan aja, udah susah2 nyari pembeli pesawat, ditambah lagi harus nyari pembeli beras!". Begitulah kira2 beberapa argumen mereka.

Bagaimana dengan argumen dan persepsi anda tentang issue ini?

Kalau anda juga punya persepsi yang sama dengan mereka, maka anda harus menyelesaikan membaca artikel saya ini!


Berbeda dengan persepsi mereka.

Menurut saya, transaksi tersebut adalah transaksi yang brilliant. kenapa??
Begini.Pesawat dibayar dengan beras, memang benar.

PT DI menjual pesawat, dan ada negara Asing yang membeli pesawat dari "Indonesia" dengan cara membayarnya dengan beras, memang benar.
Tapi jangan lupa, ada pemerintah indonesia sebagai mediatornya, yang juga berkepentingan untuk ikut mengembangkan industri pesawat indonesia serta mendukung kemajuan teknologi indonesia.


PT DI punya pesawat dan butuh uang

Pemerintah Punya Uang dan butuh beras untuk menjaga stok pangan dalam negeri,

Negara Asing Punya beras dan butuh pesawat Nah.. Klop Khan???


Disitulah peran pemerintah (sbg Mediator) dlm upayanya mendukung kemajuan dan eksistensi industri dan teknologi Dirgantara Indonesia, Pemerintah menjembatani transaksi antara PT DI dengan Negara Asing.

Negara Asing membayar beras ke Pemerintah (dan diserahkan ke Bulog untuk cadangan pangan), pemerintah memberikan uangnya ke PT DI, dan PT DI memberikan pesawatnya ke Negara Asing. WIN WIN SOLUTION khan!!!

Sedangkan di Media2 banyak tertulis Negara Asing membayar pembelian pesawat dengan Beras, tidak salah juga karena memang ada negara Asing yang membayar pembelian pesawat dengan beras, tapi juga tidak sepenuhnya benar bila informasinya tidak dijelaskan secara gamblang karena bisa menjerumuskan persepsi sebagian besar masyarakat (yg membacanya tentunya) ke dalam persepsi yang SANGAT2 Keliru, yang pada akhirnya akan menghambat Perkembangan industri dan Teknologi Penerbangan Indonesia.


Karena salah persepsi sehingga kesannya industri pesawat kita (PT DI) tidak memberikan keuntungan serta manfaat dan hanya menghambur2kan uang. yg pada akhirnya "mungkin" berpendapat kalau PT DI adalah project sia2 yang tidak layak untuk diteruskan. Nah kalau dah gini, KAPAN INDUSTRI PESAWAT KITA BISA MAJU!!!!

Kapan kita bisa menjadi pesaing Airbus, Boeing, kalau baru mulai saja sudah banyak yang mecibir (dan tidak sedikit pula yang minta utk dibubarkan), apalagi dengan berdasarkan persepsi yang keliru..