Rabu, 26 Desember 2007

Transaksi Pesawat Nusantara Dibayar Beras

Mungkin ini issue lama, tapi menurutku masih menarik untuk dibahas.

Persepsi kebanyakan orang mengenai issue ini kadang membuat saya merasa gemas atau malah merasa ironis. Sampai detik ini, tidak sedikit saya berbincang, ngobrol-ngobrol, berdiskusi (atau lebih tepatnya tidak sengaja berdiskusi) mengenai issue ini dengan teman, kenalan, atau orang yang tidak sengaja kenal, dari berbagai latar pendidikan dari yang terendah sampai kalangan terpelajar (baca=S1). Dan ternyata, hal yang membuat saya merasa ironis adalah bahwa menurut persepsi mereka -dan mungkin kebanyakan orang pada umumnya- transaksi penjualan Pesawat Terbang Produksi Putra-putri Indonesia ke negara Asing dan dibayar dengan beras adalah suatu hal yang Konyol, Sia2, Bodoh dan Memalukan. Transaksi tersebut tak ubahnya seperti sebuah banyolan, atau mirip seperti episode komedi di televisi.

"Masak jual pesawat koq dibayar dengan beras, apa sebanding?, masak susah2 bikin pesawat koq ditukar dengan beras", "mau ditaruh dimana nanti berasnya, coba bayangkan apa jadinya gudang/hanggar pesawat yang penuh terisi dengan beras", "trus nanti yang jual berasnya siapa, kan jadi nambahin kerjaan aja, udah susah2 nyari pembeli pesawat, ditambah lagi harus nyari pembeli beras!". Begitulah kira2 beberapa argumen mereka.

Bagaimana dengan argumen dan persepsi anda tentang issue ini?

Kalau anda juga punya persepsi yang sama dengan mereka, maka anda harus menyelesaikan membaca artikel saya ini!


Berbeda dengan persepsi mereka.

Menurut saya, transaksi tersebut adalah transaksi yang brilliant. kenapa??
Begini.Pesawat dibayar dengan beras, memang benar.

PT DI menjual pesawat, dan ada negara Asing yang membeli pesawat dari "Indonesia" dengan cara membayarnya dengan beras, memang benar.
Tapi jangan lupa, ada pemerintah indonesia sebagai mediatornya, yang juga berkepentingan untuk ikut mengembangkan industri pesawat indonesia serta mendukung kemajuan teknologi indonesia.


PT DI punya pesawat dan butuh uang

Pemerintah Punya Uang dan butuh beras untuk menjaga stok pangan dalam negeri,

Negara Asing Punya beras dan butuh pesawat Nah.. Klop Khan???


Disitulah peran pemerintah (sbg Mediator) dlm upayanya mendukung kemajuan dan eksistensi industri dan teknologi Dirgantara Indonesia, Pemerintah menjembatani transaksi antara PT DI dengan Negara Asing.

Negara Asing membayar beras ke Pemerintah (dan diserahkan ke Bulog untuk cadangan pangan), pemerintah memberikan uangnya ke PT DI, dan PT DI memberikan pesawatnya ke Negara Asing. WIN WIN SOLUTION khan!!!

Sedangkan di Media2 banyak tertulis Negara Asing membayar pembelian pesawat dengan Beras, tidak salah juga karena memang ada negara Asing yang membayar pembelian pesawat dengan beras, tapi juga tidak sepenuhnya benar bila informasinya tidak dijelaskan secara gamblang karena bisa menjerumuskan persepsi sebagian besar masyarakat (yg membacanya tentunya) ke dalam persepsi yang SANGAT2 Keliru, yang pada akhirnya akan menghambat Perkembangan industri dan Teknologi Penerbangan Indonesia.


Karena salah persepsi sehingga kesannya industri pesawat kita (PT DI) tidak memberikan keuntungan serta manfaat dan hanya menghambur2kan uang. yg pada akhirnya "mungkin" berpendapat kalau PT DI adalah project sia2 yang tidak layak untuk diteruskan. Nah kalau dah gini, KAPAN INDUSTRI PESAWAT KITA BISA MAJU!!!!

Kapan kita bisa menjadi pesaing Airbus, Boeing, kalau baru mulai saja sudah banyak yang mecibir (dan tidak sedikit pula yang minta utk dibubarkan), apalagi dengan berdasarkan persepsi yang keliru..

Tidak ada komentar: